MAKALAH
APLIKASI REDOKS PADA
ACCUMULATOR/ACCU (AKI)
DI SUSUN
OLEH:
PUTRI RAGIL AYU
SMA NEGERI 4 JAYAPURA
KATA PENGANTAR
Penulis menyampaikan syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk
dan kekuatan yang diberikan sehingga makalah yang membahas “APLIKASI REAKSI
REDOS PADA ACCUMULATOR/ACCU (AKI)” yang sederhana ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Dengan hasil penelitian ini penulis susun untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh guru pembimbing, disamping itu dapat membiasakan diri
dalam meneliti dan menulis makalah serta dapat melatih untuk meningkatkan
motivasi belajar dan juga dapat mendorong kita untuk lebih maju dalam berprestasi.
Apa yang diuraikan ini sebagai ungkapan pengalaman penulis
melalui membaca, melihat, dan mendengar berita, baik di media elektro maupun
media cetak. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
terutama bagi diri kami sebagai penulis, dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Tentu saja tulisan ini tidak lepas dari kekurangan baik susunan katanya maupun
sajiannya, untuk itu penulis tetap menerima saran dan keritik dari siapapun
demi perbaikan.
Akhirnya atas segala perhatian penulis menyampaikan terima
kasih.
Jayapura, 13 April 2013
Penulis
Putri Ragil Ayu
DAFTAR ISI
BAB I-PENDAHULUAN
A. Judul Makalah
Aplikasi Reaksi Redoks pada
Accumulator/Accu (Aki)
B. Tujuan Makalah
Makalah
ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam mengenai aplikasi reaksi redoks pada
Accumulator/Accu (Aki)
C. Manfaat Makalah
1. Sebagai
sumber bacaan mengenai aplikasi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
khususnya pada sel Aki
2. Sebagai
salah satu tugas mata pelajaan Kimia
3. Menambah
wawasan penulis dalam menyusun makalah
D. Latar Belakang
Listrik
digunakan luas hampir di seluruh aspek kehidupan oleh karenanya memegang peran
penting didunia teknik. Kelemahan energi listrik yang sangat prinsip
terletak pada fakta bahwa proses pembentukan dan penggunaan (generate & consume) energi listrik biasanya berbanding lurus, pada
saat yang bersamaan. Kita tidak bisa memproduksi lalu menyimpan energi listrik
begitu saja dengan alat yang sederhana. Sudah menjadi hukumnya bahwa energi
listrik yang kita gunakan harus berasal langsung dari sumbernya. Dalam volume
yang sedikit, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah kapasitor dan hanya
dapat digunakan terbatas untuk menyuplai daya pada peralatan yang membutuhkan energi
listrik yang kecil pula.
Untuk disimpan dalam skala yang lebih besar, energi
listrik pertama-tama harus diubah terlebih dahulu kedalam bentuk
energi yang lain. Pengetahuan tentang elektrokimia menjawab tantangan masalah
ini yaitu tugas "menyimpan" listrik agar bisa digunakan setiap
waktu yang berbeda-beda sesuai kebutuhan, serta dapat dipindah-pindahkan. Dalam
elektrokimia terdapat reaksi redoks yang dapat menimbulkan arus listrik. Alat
penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita kenal dengan nama
akumulator/accu (aki) yang sering digunakan pada kendaran seperti mobil dan
motor. Maka dalam hal ini penulis akan mengulas lebih dalam mengenai reaksi
redoks pada aki.
BAB II- TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Redoks
Perubahan kimia yang terjadi bila
elektron dipindahkan antara reaktan-reaktan dikenal sebagai reaksi reduksi
oksidasi. Reaksi oksidasi adalah sumber utama energi di bumi. Pembakaran bensin
di dalam mesin mobil dan terbakarnya kayu dalam suatu kebakaran adalah reaksi
oksidasi. Demikian juga pembakaran makanan dalam tubuh kita. Semua reaksi
oksidasi disertai reaksi reduksi. Reaksi reduksi-oksidasi juga disebut reaksi
redoks.
Mula-mula
makna oksidasi adalah kombinasi secara kimia suatu zat dengan oksigen sedangkan
reduksi adalah pelepasan/hilangnya oksigen. Sekarang oksidasi ditinjau sebagai pergeseran
elektron menjauhi dari sebuah atom sedangkan reduksi adalah meliputi pergeseran
elektron menuju suatu atom. Suatu reaksi oksidasi selalu disertai oleh reaksi
reduksi. Zat yang menyebabkan oksidasi disebut zat pengoksidasi (oxidizing agent atau oksidator). Zat yang menyebabkan reduksi
disebut zat pereduksi (reducing agent
atau reduktor).
Sebuah
bilangan oksidasi dapat ditandakan pada sebuah unsur dalam suatu zat sesuai
dengan aturan. Bilangan oksidasi suatu
unsur dalam keadaan tak tergabung adalah nol. Bilangan oksidasi ion
monoatomik adalah sama dalam hal besar dan tanda seperti muatan ioniknya.
Jumlah bilangan oksidasi unsur dalam sebuah senyawa netral adalah nol.
Akan tetapi dalam ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi unsur sama dengan
muatan dari ion ini. Suatu kenaikkan bilangan oksidasi adalah oksidasi
sedangkan penurunan bilangan oksidasi adalah reduksi.
PEMBAHASAN
:
1.
Oksigen
dalam reaksi redoks
Konsep lama :
Oksidasi : kombinasi
suatu unsur dengan oksigen untuk menghasilkan oksida
·
Unsur dan senyawa
bergabung dengan oksigen dalam reaksi oksidasi
Unsur :
4Fe + 3O2 Ã 2Fe2O3
C + O2
à CO2
Senyawa :
CH4 + 2O2 Ã CO2 + 2H2O
Reduksi
: Hilangnya oksigen dari senyawa
2Fe2O3 +
3C Ã
4Fe + 3CO2
Istilah reduksi (pengurangan) berkaitan dengan fakta bahwa
bila logam oksida direduksi menjadi logam, terdapat penurunan dalam hal volum
logam oksida.
2.
Perpindahan
elektron dalam reaksi redoks
Konsep baru :
- Oksidasi : hilangnya elektron sebagian atau seluruhnya atau terimanya oksigen.
- Reduksi : terimanya elektron atau hilangnya oksigen
Contoh reaksi logam dengan bukan logam, elektron dipindahkan
dari atom logam ke atom bukan logam
Mg +
S Ã Mg2+ + S2-
Oksidasi
: Mg à Mg2+ + 2e- (hilangnya elektron)
Reduksi
: S
+ 2e- Ã S2- (terimanya elektron)
Mg : reducing agent (donor elektron)
S : oxidizing
agent (akseptor elektron)
3.
Manandai
bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi adalah konsep
tata buku (bookkeeping) yang diberikan oleh ahli kimia. Bilangan oksidasi
adalah suatu bilangan positif atau negatif yang ditandakan pada suatu atom
sesuai dengan sehimpunan aturan.
Aturan penandaan
bilangan oksidasi :
a.
Bilangan oksidasi ion
monoatomik sama dalam hal besar dan tanda dengan muatan ioniknya. Contoh
: biloks ion bromida, Br1-, adalah -1; biloks ion Fe3+
adalah +3.
b.
Biloks hidrogen dalam
suatu senyawa selalu +1 kecuali dalam logam hidrida, contoh dalam NaH,
biloks H adalah -1
c.
Biloks oksigen dalam
suatu senyawa adalah selalu -2 kecuali dalam peroksida, contoh dalam H2O2
biloks O adalah -1
d.
Biloks unsur tak
tergabung dengan unsur lain adalah nol. Contoh, biloks atom K (kalium) dalam
logam kalium, K; dan atom nitrogen dalam gas N2, adalah nol
e.
Untuk senyawa netral,
jumlah biloks dari atom-atom dalam senyawa harus sama dengan nol
f.
Untuk ion poliatomik,
jumlah biloks atom harus sama dengan muatan ionik dari ion
4.
Reaksi oksidasi dan reduksi
Bagaimana kita
menentukan apakah suatu reaksi adalah reaksi oksidasi-reduksi ? Kita dapat
mengetahui dengan meninjau perubahan keadaan oksidasi unsur.
Zn(s) + 2H+(aq) Ã Zn2+(aq) + H2(g)
0 +1 +2 0
Perubahan keadaan oksidasi (Zn) berubah dari 0 ke +2 dan H
berubah dari +1 ke 0. Disini jelas ada perpindahan elektron. Contoh berikut
hanya terjadi pergeseran rapatan elektron, kita tidak dapat megatakan setiap
zat menerima atau melepas elektron.
2H2(g) + O2(g) Ã 2H2O(g)
0 0
+1 -2
Zat yang memungkinkan untuk zat lain teroksidasi disebut
oxidizing agent atau oxidant (oksidator). Zat yang memberikan elektron,
menyebabkan zat lain tereduksi disebut reducing agent atau reductant (reduktor)
NO
|
OKSIDASI
|
REDUKSI
|
1
|
Hilangnya seluruh (lengkap)
elektron [reaksi ionik]
|
Terimanya elektron secara
lengkap [reaksi ionik]
|
2
|
Pergeseran elektron menjauhi
suatu atom dalam ikatan kovalen
|
Pergeseran elektron menuju
suatu atom dalam ikatan kovalen
|
3
|
Terimanya oksigen
|
Hilangnya oksigen
|
4
|
Kenaikkan bilangan oksidasi
|
Penurunan bilangan oksidasi
|
B. Pengertian Accu
Akumulator (accu,
aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan
kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu)
hanya dimengerti sebagai "baterai" mobil. Sedangkan di bahasa
Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator,
dll.
Pada
mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak
digunakan adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini
komponennya merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan
lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan
elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat (H2SO4) dan
65% air (H2O). Accu mobil pada umumnya menyediakan
tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara menghubungkan enam sel
galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus listrik, berarti Accu
sudah mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang
melemah, lampu tidak terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan
tidak lagi bisa menggerakkan starter. secara “seri”. Setiap sel menyediakan 2,1
volt, jadi apabila di charge penuh, akan menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6
volt.
Kondisi
Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar beban
yang masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan
menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan
mencelupkan ujung alat ini pada air Accu, kemudian menyedotnya.
Pada
saat Accu disetrum (recharge),
cairan elektrolit akan bereaksi dengan material pada lempengan, dan merubah
permukaannya menjadi lead sulphate. Pada saat Accu digunakan (discharge), akan terjadi reaksi terbalik,
yaitu lead sulphate akan kembali berubah menjadi bentuk semula yaitu lead
oxide dan lead.
Jika mobil digunakan, proses ini akan berulang terus
menerus. Tetapi proses ini tidaklah sempurna, karena ada deposit yang
terbentuk. Semakin lama, lapisan deposit Sulfat akan semakin tebal dan
akan mengurangi performanya. Pada ketebalan tertentu, deposit ini akan membuat
accu tidak lagi bisa recharge, dan accu harus diganti.
C. Reaksi Redoks Pada Aki
Sel Volta komersial jenis lain yang dapat diisi ulang adalah
sel timbel atau dikenal dengan accumulator
(accu), terdiri atas timbel oksida sebagai katode dan logam timbel
berbentuk bunga karang sebagai anode. Kedua elektrode ini dicelupkan dalam
larutan H2SO4 35%. Reaksi yang terjadi selama accu dipakai
(discharged) adalah sebagai berikut.
Pb(s) + HSO4–(aq)
→PbSO4(s) + H+(aq) + 2e–
(anode)
PbO2(s) + 3H+(aq)
+ HSO4–(aq) + 2e–→PbSO4(s)
+ 2H2O(l) (katode)
Reaksi lengkapnya :
Pb(s) + PbO2(s)
+ 2H2SO4(aq)
→ 2PbSO4(s)
+ 2H2O(l)
Potensial sel
yang dihasilkan dari reaksi tersebut, yaitu sekitar 2 V. Untuk memperoleh potensial sel
sebesar 12 V, diperlukan enam buah sel yang disusun secara seri. Jika accu telah
dipakai, accu dapat diisi ulang menggunakan arus listrik searah.
Selama proses isi ulang, reaksi dalam sel merupakan kebalikan dari reaksi
pemakaian. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2PbSO4(s) + 2H2O(l)
→ Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
Selama proses
isi ulang, sejumlah air dalam accu terurai menjadi H2 dan O2,
akibatnya accu kekurangan air. Oleh karena itu, accu yang
sering dipakai dan diisi ulang, cairan elektrolitnya harus diganti dengan yang
baru.
D. Manfaat Aki
·
Alat untuk menghimpun tenaga listrik (dipakai pada mesin
mobil dsb)
·
Penghasil dan penyimpan daya listrik hasil reaksi kimia
·
Peranti untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
kimia atau sebaliknya
BAB III-PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada reaksi pemakaian dan
pengisian accumulator/accu (aki) terjadi reaksi auto redoks (disproposionasi), karena terjadi
perubahan biloks pada senyawa timbale dan senyawa timbale tersebut berperan
sebagai reduktor dan oksidator . Karena adanya reaksi redoks tersebut, aki dapat
menghasilkan energy listrik.
B. Saran
Hal-hal penting yang harus diperhatikan
tentang accumulator :
·
Accu termasuk benda
yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan posisi Accu mobil pada
lokasi yang kurang aman.
·
Selalu meng-kontrol
ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan karena akan
mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat
meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan uapnya.
·
Periksa terminal
Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram dengan air
panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat menggerus
terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.
·
Accu mengandung
bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan membuang Accu bekas. Umumnya
pedagang aki menerima atau membeli aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga
lingkungan, Accu bekas ini dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru.
·
Salah satu kelemahan Accu
tipe “basah” yang digunakan pada mobil retro adalah tingkat penguapan
cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda logam di sekitar Accu,
bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian (recharge),
akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup cell. Dalam kondisi
normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian
yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar.
Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas
Accu.
·
DAFTAR PUSTAKA
Suwardi.2004.Reaksi Redoks Dan Elektroimia
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0900598/bahan%20belajar/kimia%20SMA-XII%20(budi).pdf,
diakses 10 April 2013
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/131010318?extension=pdf&ft=1365997227<=1366000837&user_id=98106612&uahk=nPCn2T/0yO408FuCIO8n+9a7MjU,
diakses 15 April 2013
Trimakasih, sangat membantu
BalasHapusbagus sekali artikel diatas min , saya sangat terbantu oleh artikel karena struktur isinya yang pas dan bagus, saya berharap anda bisa terus berkarya untuk membantu orang orang yang masi kurang paham atas hal tersebut , dan pastinya saya selalu mendoakan yang terbaik semoga anda sukses selalu dan sehat selalu ^^
BalasHapusbandarq terpercaya
agen domino teraman dan terpercaya
jika ada salah dalam pengetikan saya meminta maaf sebesar besarnya ,
salam hormat terdalam saya, terima kasih.